Kamis, 20 Oktober 2011

Desa Siaga Aktif dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) & Angka Kematian Bayi (AKB)

Posyandu aktif sebagai salah satu UKBM pendukung Desa Siaga Aktif



Pengertian
Desa Siaga Aktif merupakan pengembangan dari Desa Siaga, yaitu desa atau kelurahan yang :
         Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes, Pustu, Puskesmas, atau sarana kesehatan lainnya yang ada di wilayah tersebut.
         Penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kriteria
1.      Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan  pemuka masyarakat terhadap Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan.
  1. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
  2. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari .
  3. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan bencana dan kegawat daruratan kesehatan, (b) survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan lingkungan.
Adapun pentahapannya meliputi :


Pentahapan perkembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

KRITERIA
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
Forum Masyarakat
Desa/Kelurahan
Ada, tetapi
belum jalan
Berjalan, tetapi
belum rutin
setiap tri-wulan
Berjalan setiap tri-wulan,
Berjalan setiap Bulan
KPM/Kader Teknis
Sudah ada min. 2 orang
Sudah ada 3-5 orang
Sudah ada 6-8 orang
Sudah ada 9 orang atau lebih
Kemudahan Akses
Pelayanan Kesehatan
Ya
Ya
Ya
Ya
Posyandu & UKBM
Aktif
Posyandu ya,
UKBM lainnya tidak aktif
Posyandu &
2 UKBM lainnya aktif
Posyandu &
3 UKBM lainnya aktif
Posyandu &
4 UKBM lainnya aktif
Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di desa dan kelurahan
Sudah ada dari pemerintah desa dan kelurahan serta belum ada sumber lainnya
Sudah ada dari pemerintah desa dan kelurahan serta satu sumber lainnya baik masyarakat ataupun dunia usaha
Sudah ada dari pemerintah desa dan kelurahan serta dua sumber lainnya yaitu masyarakat dan dunia usaha
Sudah ada dari pemerintah desa dan kelurahan serta dua sumber lainnya yaitu masyarakat dan dunia usaha
Peran Masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan
Ada peran aktif masyarakat namun tidak ada peran aktif ormas
Ada peran aktif masyarakat yang didukung peran aktif satu ormas
Ada peran aktif masyarakat yang didukung peran aktif dua ormas
Ada peran aktif masyarakat yang didukung peran aktif lebih dari dua  ormas
Peraturan Kepala Desa atau peraturan Bupati/walikota
Belum ada
Ada, belum
direalisasikan
Ada, sudah
direalisasikan
Ada, sudah
direalisasikan
Pembinaan PHBS Rumah Tangga
Pembinaan PHBS Kurang dari 20% rumah tangga yang ada
Pembinaan PHBS minimal 20% rumah tangga yang ada
Pembinaan PHBS minimal 40% rumah tangga yang ada
Pembinaan PHBS minimal 70% rumah tangga yang ada

Pengorganisasian Desa / Kelurahan Siaga Aktif sebagai berikut :


Berikut adalah beberapa usaha dalam Desa Siaga Aktif
Bentuk kegiatan gotong royong antara lain :
         Gerakan kebersamaan perbaikan lingkungan.
         Pembangunan air bersih
         Jumat bersih, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau Gerakan 3 M
         Pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
         Penggunaan jamban untuk setiap rumah, Perbaikan rumah sehat, dll
         Gerakan dukung kelompok rentan (bumil resti - ibu hamil resiko tinggi, balita resti,dll)
         Ambulan desa.
         Penggalangan donor darah.
         Pemanfaatan masyarakat pada upaya kesehatan yg ada (persalinan ditolong tenaga kesehatan di Poskesdes, datang ke Posyandu, dll)
         Penggalakan TOGA
         Pengendalian faktor resiko penyakit dan masalah kesehatan
         Pengendalian bencana dan faktor resikonya.
         Dan lain-lain sesuai spesifik daerah

kebun PKK sebagai penggalakan TOGA desa


Adapun indikator  keberhasilan kegiatan gotong royong dapat dilihat dari :
         Ada kegiatan dari, oleh, untuk masyarakat.
         Ada kesinambungan kegiatan.
         Ada peningkatan kegiatan gotong royong masyarakat.

Upaya Kesehatan Yaitu : Upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yg dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

Bentuk kegiatan Upaya kesehatan :
         Penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat desa
         Posyandu untuk penimbangan & pemantauan kesehatan balita.
         Pemantauan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila, dll)
         Upaya Kesehatan Mesjid (UKM) atau tempat ibadah.
         Pemantauan Jentik, abatisasi, kaporisasi sumur.
         Deteksi dini kasus & faktor resiko (maternal maupun balita)
         Pemberian obat: Imunisasi Polio, Fe, Vit A, Oralit,
         Pemberian Makanan Tambahan pada posyandu,
         Penyuluhan dan Pemulihan.
       Dukungan penyembuhan, perawatan (seperti: Pemantau Minum Obat (PMO)  Kasus TB, dukungan psikis penderita TB).
         Dan lain-lain.

Adapun Indikator keberhasilan upaya kesehatan oleh masyarakat yaitu:
         Ada kegiatan UKBM
         Kader aktif dan mampu melaksanakan upaya kesehatan dengan baik.
         Kegiatan UKBM berjalan rutin / berkesinambungan
     Peningkatan rujukan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang ada (hasil deteksi dini, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di Poskesdes).
         Peningkatan cakupan UKBM.

Pengamatan dan Pemantauan (Surveilans) oleh masyarakat
Langkah yang perlu dilakukan antara lain:
         Informasi yang dibutuhkan:
         Kejadian/kasus
         Faktor risiko
  Kegiatan: Pemberdayaan, upaya kesehatan (kesehatan ibu, Balita, penyakit tertentu), pembiayaan.
         Sumber informasi
         Sistem Pencatatan
         Mekanisme analisis, upaya pemantauan, dan rencana tindak lanjut.

PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pengertian pembiayaan kesehatan:
    Pengumpulan dana dari, oleh, untuk masyarakat, dalam rangka mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang meliputi: upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Bentuk-bentuk pembiayaan kesehatan:
         Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin)
         Arisan jamban
         Dana sehat
         Dana posyandu (PMT - Pemberian Makanan Tambahan, kegiatan untuk posyandu)
         Jimpitan, dana sosial dasa wisma
         Dana peduli kesehatan (sumbangan, iuran yasinan/jum’atan)
         Alokasi dana Pembangunan Desa (APD) dengan menyusun proposal dari masyarakat.

Yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan kesehatan :
         Pengalokasian/pemanfaatan pembiayaan kes.
         Sumber dana
         Pengelolaan dan pembelanjaan


Indikator keberhasilan Pembiayaan kesehatan :
         Dana terhimpun, masyarakat yang berpartisipasi dalam pembiayaan kesehatan meningkat,
   Pengalokasian tepat sasaran sesuai berbagai kebutuhan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
         Pengelolaan dan pemanfaatan tertib, mudah, lancar
         Berkesinambungan./mah

Sumber : Bid. Promkes Dinkes Kab. Balangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar